UANG DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI

 

  1. Pendahuluan

1.       Peran Uang dalam Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara



Uang, hampir semua hal yang ada di kehidupan kita tidak luput akan kehadiran uang yang menjadi salah satu alasan untuk melakukan dan mendapatkan sesuatu. Sebagai contoh, kita ingin pergi ke warung, pengisian bensin, swalayan ataupun pasar, pasti uang akan menjadi salah satu barang yang wajib dibawa dan akan ditukar menjadi barang atau jasa yang kita butuhkan.

Jika untuk kebutuhan pribadi saja uang memiliki peran yang besar, bagaimana dengan perkembangan suatu negara? Saya sempat membaca di beberapa artikel dan mendengarkan berita bahwa uang merupakan darahnya perekonomian, dimana uang akan selalu mengalir dan terus berproses, karena di zaman yang modern ini, mekanisme perekonomian berdasarkan kegiatan ekonomi seperti jual beli, sewa menyewa hingga ekspor dan impor, uang sangat dibutuhkan. Dalam pertumbuhan ekonomi disebuah negara, proses ekspor impor melibatkan naik atau turunnya jumlah total produksi barang dan jasa suatu perekonomian dalam periode tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila jumlah produksi barang dan jasa meningkat dari periode sebelumnya.

Jadi uang hampir memenuhi aspek dalam kehidupan, dan uang memiliki peranan yang sangat penting untuk mendukung berhasilnya sesuatu. Termasuk dalam pertumbuhan ekonomi disuatu negara.

  1. Latar Belakang

1.       Penggunaan uang dalam perekonomian

Uang memiliki peran sebagai alat pertukaran antara suatu benda atau jasa, maka keberadaan uang menjadi sangat penting dalam perekonomian. Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu, misalnya uang tersebut dapat diterima secara umum oleh masyarakat secara menyeluruh. Kemudian memiliki nilai yang cenderung stabil dan tidak berfluktuasi dari waktu ke waktu dan kualitasnya cenderung sama. Penggunaan uang dalam perekonomian sendiri memiliki fungsi dan tujuan untuk mendukung perkembangan disebuah negara, contohnya:

a.      Uang sebagai alat tukar menukar atau pembayaran

Dalam sistem pertukaran atau barter, uang menjadi objek utama. Dengan adanya uang yang diterima secara umum sebagai alat tukar, maka proses tersebut dapat dipermudah.

b.      Uang sebagai satuan nilai.

Uang sendiri memiliki fungsi sebagai satuan nilai, maka setiap barang uang ditukar dapat dinilai dengan satuan tertentu. Uang dipakai untuk menunjukan berbagai macam barang dan jasa yang diperjual belikan, menunjukan besarnya kekayaan. Uang juga dipakai untuk menghitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran barang.

c.      Uang sebagai alat penyimpanan nilai dan kekayaan

Uang juga dikatakan sebagai tempat penyimpanan dan juga kekayaan yang digunakan untuk pilihan daya beli dari masa sekarang ke masa yang mendatang. Misalnya ketika seorang penjual menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpang uang tersebut untuk digunakan kembali membeli barang dan jasa di masa yang akan datang.

2.      Uang Sebagai Alat Tukar Ekonomi

Pernahkah kalian berpikir bagaimana jika negara tidak memiliki uang sebagai alat atau nilai tukar barang? sebelum membahas lebih jauh, mari kita diskusi bagaimana jika kita tidak memiliki uang? Seperti yang kita tahu bahwa uang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengatur dan menentukan nilai suatu barang dan jasa. Misalnya, dengan uang kita dapat mengukur nilai sebuah rumah, mobil, tanah dan membandingkannya dari jumlah atau nilai uang itu sendiri. Dengan uang kita bisa memenuhi kebutuhan hidup baik sandang, pangan dan papan. Tanpa adanya uang manusia tidak akan bisa membeli sebuah barang atau jasa. Jika kita lihat definisi pentingnya uang dalam hidup, maka tanpa adanya uang manusia akan banyak mendapatkan masalah dalam hidupnya. 

Jika dahulu untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan baik barang atau jasa maka kita menukarnya dengan sesuatu yang kita punya untuk mendapatkan barang atau jasa, istilah ini disebut dengan barter. Namun seiring berjalannya waktu orang-orang di masa lalu merasa jika pertukaran barang ini sering kali dinilai tidak sepadan, dengan berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi uang hadir menggantikan sistem tersebut, bahkan hingga kini munculnya beragam jenis transaksi lain dalam bentuk digital, hal ini tentu sangat mempermudah untuk melakukan proses transaksi.

Uang dijadikan sebagai alat tukar ekonomi karena hal itu merupakan fungsi utama dari uang itu sendiri. karena pada dasarnya penggunaan uang adalah untuk memudahkan proses pertukaran. Adanya uang dapat memudahkan kita dalam menentukan menentukan pilihan antara pembeli dan penjual sehingga tidak perlu lagi memiliki keinginan timbal balik seperti pola masa lalu atau barter. Otoritas jasa keuangan (OJK) juga memberikan preferensi bahwa uang adalah suatu benda yang dapat diterima masyarakat umum sebagai alat tukar dalam kegiatan ekonomi.

3.      Uang dan Ekonomi

Setelah kita membahas tentang uang yang dijadikan sebagai alat tukar serta pengaruh uang dalam pertumbuhan ekonomi, kita belum membahas apa itu uang dan apa itu ekonomi. Jadi, yuk kita bahas apa sih uang itu? dan ekonomi itu seperti apa?

a.      Uang

Uang adalah benda yang digunakan sebagai alat tukar yang diterima masyarakat umum, dalam kegiatan ekonomi. Uang sebagai alat tukar ini sendiri mempunyai syarat yaitu bisa diterima oleh masyarakat dalam satu wilayah tertentu. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa saat ini zaman semakin maju, jadi uang sendiri ada yang berbentuk fisik atau contoh nyata dapat kita lihat dan diraba, seperti uang kertas dan logam. Serta uang digital yang hanya dapat kita lihat besarnya nominal dari jumlah uang itu sendiri.

b.      Ekonomi

Ekonomi  adalah ilmu yang mempelajari berbagai aktivitas perilaku manusia (sosial) yaitu berupa kegiatan produksi, distribusi, serta konsumsi terhadap barang dan jasa. Ilmu ekonomi hadir karena membantu dalam pengambilan keputusan sehingga kegiatan yang dilakukan efektif dan efisien. Dengan Ilmu ekonomi kita dapat memahami kegiatan kegiatan ekonomi. Dengan Ilmu Ekonomi kita dapat memahami masalah-masalah internasional seperti ekspor impor.

 

4.      Dampak Baik dan Buruk  Uang yang Beredar dalam Sebuah Negara serta Penurunan Nilai Mata Uang suatu Negara.




 

Sebelumnya kita sempat membahas pentingnya uang dalam kehidupan serta peranan penting uang dalam sebuah negara yang mana dapat mempermudah sebagai alat tukar barang. Namun ada dampak yang ditimbulkan dari uang itu sendiri.

Dampak buruk Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi). Sebaliknya, jika jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi surut. Dampak dari inflasi sendiri dapat menurunnya kemampuan ekspor, sulitnya memprediksi harga pokok, pendapatan yang berkurang, hingga menurunnya minat menabung masyarakat. Namun tingkat inflasi ringan membawa pengaruh positif untuk mendorong perekonomian. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan nasional, mendorong masyarakat untuk menabung, investasi, dan bekerja. Dampak inflasi karena penurunan nilai mata uang, tidak merugikan sebagian kelompok.

Selain faktor-faktor seperti tingkat suku bunga dan inflasi, nilai tukar mata uang merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari tingkat kesehatan ekonomi suatu negara. Nilai tukar memainkan peran penting dalam perdagangan tingkat negara, yang merupakan faktor dalam ekonomi pasar bebas di dunia. Karena itu, nilai tukar menjadi ukuran ekonomi yang paling diperhatikan, dianalisis dan dimanipulasi secara kebijakan. Namun nilai tukar juga punya dampak pada skala yang lebih kecil juga yakni mempengaruhi real dari investasi para investor. 

 

Banyak faktor yang menentukan nilai tukar, dan semua yang berhubungan dengan perdagangan antar-negara. Nilai tukar bersifat relatif, dan dibaca sebagai perbandingan mata uang dari dua negara. Berikut ini adalah beberapa faktor penentu utama nilai tukar mata uang antara dua negara.

 

a.      Perbedaan Angka Inflasi


Secara umum, sebuah negara dengan tingkat inflasi yang konsisten lebih rendah menunjukkan peningkatan nilai mata uang, sebagaimana daya belinya relatif meningkat terhadap mata uang lainnya. Selama pertengahan terakhir abad kedua puluh ini, negara-negara yang inflasinya rendah adalah termasuk Jepang, Jerman dan Swiss, sedangkan Amerika Serikat dan Kanada mencapai inflasi yang rendah kemudian. Negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi biasanya akan mengalami depresiasi pada mata uang mereka jika dibandingkan dengan mata uang mitra dagang mereka. Hal ini juga disertai dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

 

b.      Perbedaan Suku Bunga

Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berkorelasi satu sama lain. Dengan memanfaatkan suku bunga, bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, memiliki pengaruh terhadap inflasi dan perubahan nilai sehingga mengubah tingkat suku bunga berdampak pada perubahan inflasi dan nilai uang. Suku bunga yang lebih tinggi menawarkan keuntungan lebih bagi kreditur (pemberi kredit) relatif lebih tinggi daripada negara-negara lain. Oleh karena itu, suku bunga yang lebih menarik modal asing dan menyebabkan nilai tukar naik. Tentu ini juga berlaku sebaliknya, yakni suku bunga yang lebih rendah menurunkan nilai tukar. Namun, dampak baik dari suku bunga yang lebih tinggi ini kurang berarti, jika inflasi di dalam negeri jauh lebih tinggi dari negara lain, atau jika faktor lain yang menjadi pendorong nilai uang turun

 

c.      Defisit Akun Berjalan

Transaksi berjalan adalah neraca perdagangan antara negara dan mitra dagangnya yang merupakan semua pembayaran antar negara untuk barang, jasa, bunga dan dividen. Defisit transaksi berjalan menunjukkan ini lebih banyak dana pada perdagangan luar negeri daripada pendapatannya, dan karena itu meminjamkan modal dari sumber-sumber asing.

Dengan kata lain, negara lebih dari mata uang asing yang diterima melalui penjualan ekspor, dan membutuhkan lebih dari mata uang daripada permintaan uang asing untuk produk-produknya. Kelebihan permintaan untuk mata uang menurunkan nilai tukar mata uang dalam negeri. Penurunan ini akan terjadi terus sampai barang dan jasa domestik dianggap cukup murah untuk orang asing, dan aset asing terlalu mahal untuk dijual demi kepentingan dalam negeri.

 

d.     Utang Publik


Negara akan terlibat dalam pembiayaan defisit besar-besaran untuk membayar proyek-proyek sektor publik dan sumber dana pemerintah untuk ekonomi domestik. Sementara, faktanya, negara-negara dengan defisit publik dan utang yang besar kurang menarik bagi investor asing. keramas? Sebuah utang besar yang mendorong inflasi, dan jika inflasi tinggi, utang tak akan dibayar seketika dan akhirnya terbayar dengan dolar nyata di masa depan.

Dalam skenario terburuk, pemerintah mungkin mencetak uang untuk membayar sebagian dari hutang yang besar, tetapi meningkatkan jumlah uang beredar pasti menyebabkan inflasi. Apalagi, jika pemerintah tidak dapat mengatasi defisit melalui cara-cara dalam negeri, meningkatkan jumlah uang yang beredar), maka harus meningkatkan pasokan penjualan sekuritas asing, sehingga menurunkan harga mereka. Akhirnya, utang negara besar dapat menimbulkan kesan bagi orang asing, yakni ketika mereka tidak mempercayai utang-utangnya. Orang asing akan kurang mendapatkan untuk memiliki surat berharga dalam mata uang dalam negeri jika resikonya besar. Untuk alasan ini, peringkat negara utang (sebagaimana ditentukan oleh Moody atau Standard & Poor, misalnya) adalah penentu penting dari nilai tukar.

 

5.      Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Nilai Mata Uang Negara (Rupiah)

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai mata uang sendiri bisa dimulai dari diri sendiri, contoh kecilnya kita dapat membeli produk lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada banyak produk lokal yang kualitasnya terjamin, contohnya seperti makeup, rempah-rempah, produk sehari-hari dan banyak lainnya.

Dan sisi lain pemerintah juga ikut serta dalam mempertahankan nilai mata uang rupiah misalnya dengan melakukan ekspor barang dalam negeri dan mengurangi menerima produk impor, tidak menimbun dollar dan menukarnya dengan rupiah, mengajak masyarakat untuk melakukan wirausaha dengan orientasi ekspor sampai kepada membangun wisata dalam negeri.


Oleh : Fitri Nurahmawati Mahasiswa Program Manajemen STIE - MBI

NIM : 22010177

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renjana Diantara Dirgantara

Bumantaraku