Bumantaraku


Aku pernah merasa begitu redup
Berharap bumantara milik yang esa berlaku adil bagi semua khalifahnya
Kala itu, biar kubungkam mulut, biar lisanku terkunci rapat, sedang sanubari sedang meneriaki semesta. Aku begitu paham soal pertanggung jawaban atas nafas yang ku hirup, soal kisah yang nisbi di mata penduduk semesta

Ada banyak konspirasi tentang bagaimana caranya bertahan dengan sejumput nafas
Orang-orang kaya yang pelik sebagian berkuasa
Tali merah membelit diantara relasi yang tercipta
Kau pernah begitu yakin, wahai semesta
Bahwa dengan rancangmu hidupku akan merekah
Bahwa dengan harapmu, ku tunduk abaikan jutaan pilu yang sedang meradang

Apakah kau tahu, rapalanku di penghujung malam suntuk jutaan riak sendu terlampir dalam doa?
Kata orang semesta punya rencananya sendiri
Kalau begitu sampaikan pada yang esa, bahwa bumantaraku tak sebaik itu untukku
Mungkinkah aku yang tak pantas?
Atau aku yang harus lebih lama menahan ego?
Atau mungkin juga seisi bumantara yang jahat sisipkan luka.


By: Fitri Nurahmawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renjana Diantara Dirgantara

UANG DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI